CATATAN :
CK :
Campur kode
AK : Alih Kode
INTER :
Interferensi
INTEG : Integrasi
NO
|
FOTO ATAU DATA
|
KONTAK BAHASA
|
ANALISIS
|
FUNGSI/
TUJUAN/ MOTIVASI
|
||
AK
|
CK
|
INTER
|
||||
1
|
DATA ANALISIS : Matur Nuwun
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
MATUR NUWUN. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu
bahasa indonesia dengan bahasa jawa
|
Dalam gambar
tersebut bertujuan menyindir ibu widya karena jalan raya berlubang dan tidak
ada penanganan khusus untuk jalan tersebut, gambar tersebut bertujuan agar
cepat diperbaikinya jalan raya yang telah rusak.
|
||
2
|
Data Analisis : MBAYAR
|
ü
|
Interferensi,
menurut nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat
terbawanya kebiasaan – kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek kedalam bahasa
atau dialek kedua. Dalam iklan tersebut terdapat kalimat : MBAYAR. Dalam
kalimat tersebut membuktikan bahwa terdapat kekeliruan yang terjadi akibat
terbawanya kebiasaan ujaran bahasa ibu yang seharusnya di baca bayar menjadi
mbayar
|
Sebuah gambar
iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan produknya agar masyarakat dapat
mengetahui keunggulan sebuah produk tersebut, dan berharap masyarakat juga
tertarik untuk membeli produk tersebut
|
||
3
|
Data Analisis : BEJO
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran itu,
di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh kesantaian
atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi dalam
situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu: BEJO .
Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu bahasa indonesia
dengan bahasa jawa
|
Sebuah gambar
iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan produknya agar masyarakat dapat
mengetahui keunggulan sebuah produk tersebut, dan berharap masyarakat juga
tertarik untuk membeli produk tersebut
|
||
4
|
Data Analisis : I MISS YOU
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu: I
MISS YOU. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu bahasa
indonesia dengan bahasa inggris
|
Dalam gambar
di samping bertujuan untuk tidak ugal-ugalan dalam berkendara di jalan raya
dan mengurangi kecepatan agar selamat sampai tujuan, karena ada keluarga yang
menunggunya pulang dengan selamat
|
||
5
|
Data Analisis : MOCO
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
MOCO. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu bahasa indonesia
dengan bahasa jawa
|
Dalam brosur
tersebut bertujuan untuk mengajak pembaca untuk ngabuburit sambil membaca
selain mengisi waktu kosong sembari menunggu adzan maggrib, mengikuti
kegiatan ini dapat menambah ilmu yang bermanfaat
|
||
6
|
Data Analisis : ATI AYEM URIP TENTREM
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
ATI AYEM URIP TENTREM. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa
yaitu bahasa indonesia dengan bahasa jawa
|
Dalam gambar
tersebut berfungsi untuk mengingatkan agar kita bersih tanpa narkoba, karena
narkoba merupakan barang haram dan dapat menjerumuskan kedalam hal hal
negativ
|
||
7
|
Data Analisis : MBANGUN
|
ü
|
Interferensi,
menurut nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat
terbawanya kebiasaan – kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek kedalam bahasa
atau dialek kedua. Dalam iklan tersebut terdapat kalimat : MBANGUN. Dalam
kalimat tersebut membuktikan bahwa terdapat kekeliruan yang terjadi akibat
terbawanya kebiasaan ujaran bahasa ibu yang seharusnya di baca bangun menjadi mbangun
|
Dalam gambar
tersebut bertujuan menginformasikan
kepada pembaca tentang sensus penduduk, bagaimana tujuannya dan manfaatnya
untuk masyarakat atau bagi pembaca
|
||
8
|
Data Analisis : MAMAK KAMI JAUH
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
MAMAK KAMI JAUH. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu
bahasa indonesia dengan bahasa Minangkabau
|
Dalam gambar
tersebut bertujuan menginformasikan atau sebuah peringatan untuk tidak
melakukan tindak kejahatan yaitu mencuri karena yang berada dilingkungan
tersebut merupakan orang rantau semua.
|
||
9
|
Data Analisis : BUKAN TELEPON BIASA
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
BUKAN TELEPON BIASA. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa
yaitu bahasa indonesia dengan bahasa Jawa
|
Sebuah gambar
iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan produknya agar masyarakat dapat
mengetahui keunggulan sebuah produk tersebut, dan berharap masyarakat juga
tertarik untuk membeli produk tersebut
|
||
10
|
Data Analisis : BALAP
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
BALAP. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu bahasa
indonesia dengan bahasa Jawa
|
Dalam gambar
tersebut bertujuan untuk memberi peringatan agar berkendara pelan-pelan saja
jangan terburu- buru karena akan berdampak pada kecelakaan apabila
mengendarai dengan tidak hati- hati
|
||
11
|
Data Analisis : AYO REK
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
AYO REK. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu bahasa
indonesia dengan bahasa Jawa
|
Dalam gambar
tersebut berfungsi untuk mengingatkan agar kita bersih tanpa narkoba, karena
narkoba merupakan barang haram dan dapat menjerumuskan kedalam hal hal
negativ
|
||
12
|
Data Analisis : APIK LAN LANCAR
|
ü
|
Nababan (1992)
memaparkan pengertian tentang campurkode sebagai percampuran dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada situasi yang menuntut pencampuran
itu, di tambahkan pula, percampuran bahasa tersebut disebabkan oleh
kesantaian atau kebiasaan yang dimiliki oleh pembicara dan biasanya terjadi
dalam situasi informal. Sesuai dengan kalimat pada gambar di samping yaitu:
APIK LAN LANCAR. Pada kalimat tersebut terjadi pencampuran dua bahasa yaitu
bahasa indonesia dengan bahasa Jawa
|
Sebuah gambar
iklan tersebut bertujuan untuk mempromosikan produknya agar masyarakat dapat
mengetahui keunggulan sebuah produk tersebut, dan berharap masyarakat juga
tertarik untuk membeli produk tersebut
|
||
13
|
|
ü
|
Alih kode (code switching)
adalah salah satu gejala kebahasaan yang sering muncul dalam kehidupan
sehari-hari. Gejala alih kode tersebut muncul di tengah-tengah tindak tutur
secara disadari dan bersebab. Appel (1979:79) mendefinisikan alih kode
sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Di
dalam percakapan tersebut beralih kepercakapan dengan menggunakan bahasa
indonesia karena berubahnya situasi
|
Dalam gambar
disamping merupakan alih kode karena perubahan bahasa dalam keadaan situasi,
disini bertujuan agar lawan bicara lebih memahami apa yang disampaikan si
pembicara
|
||
14
|
Data Aanalisis : PUSHING
|
ü
|
Interferensi,
menurut nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat
terbawanya kebiasaan – kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek kedalam bahasa
atau dialek kedua. Dalam iklan tersebut terdapat kalimat : PUSHING. Dalam
kalimat tersebut membuktikan bahwa terdapat kekeliruan yang terjadi akibat
terbawanya kebiasaan ujaran bahasa ibu yang seharusnya di baca pusing menjadi pushing
|
Dalam gambar
disamping memberikan semangat untuk kita agar tidak cepat pusing meskipun
tugas tugas yang diberikan oleh dosen sangat banyak, karena semua itu adalah
proses menuju sukses
|
||
15
|
Data Analisis : Tuh kan Masih aja berantakan
|
ü
|
Alih kode (code switching)
adalah salah satu gejala kebahasaan yang sering muncul dalam kehidupan
sehari-hari. Gejala alih kode tersebut muncul di tengah-tengah tindak tutur
secara disadari dan bersebab. Appel (1979:79) mendefinisikan alih kode
sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena berubahnya situasi. Di
dalam percakapan tersebut beralih kepercakapan dengan menggunakan bahasa
indonesia karena berubahnya situasi
|
Dalam gambar
disamping merupakan alih kode karena perubahan bahasa dalam keadaan situasi,
disini bertujuan agar lawan bicara lebih memahami apa yang disampaikan si
pembicara
|
Komentar
Posting Komentar